Totok Sirkulasi Darah |
Kini semakin banyak salon perawatan tubuh dan kecantikan menawarkan jasa terapi totok, baik totok tubuh secara menyeluruh maupun totok dengan spesifikasi tertentu. Misalnya, totok wajah, payudara, perut, vagina ataupun keperkasaan untuk lelaki.
Bila melihat cara kerja totok yang dipraktikkan kebanyakan terapis di salon-salon tersebut sepintas seperti terapi pijat. Padahal totok dan pijat merupakan cara terapi yang berbeda, meski keduanya mempunyai manfaat bagi kesehatan dan kebugaran tubuh.
Lantas, apa yang dimaksud dengan totok sebenarnya?
Mirip Akupuntur
Suhu Haryanto dari ProVclinic dan dr Indrawati Setyono dari Aura Chake Beauty Center, Jakarta mengatakan, bahwa pada prinsipnya totok mirip dengan akupuntur, yaitu menstimulasi titik-titik akupuntur yang ada di sepanjang meridian tubuh.
"Yang membedakan medianya saja. Akupuntur menggunakan jarum, sedangkan totok menggunakan ujung jari-jemari tangan sembari mengalirkan energi (ci) ke tubuh klien," jelas mereka kepada Beritasatu.com.
Aliran energi tersebut, kata Indrawati, bersifat hangat, sehingga bila masuk ke dalam peredaran darah bisa menghancurkan lemak atau emboli yang ada. "Dengan begitu, darah bisa lancar mengalir,” imbuhnya.
Nah sayangnya, kata mereka, kebanyakan salon memakai terapis yang tidak berlatar belakang pendidikan totok. Jadi, praktik terapi yang diklaimnya sebagai terapi totok sebenarnya tak ubahnya seperti terapi pijat.
Mereka, kata Indrawati, tidak mengetahui pengetahuan yang benar mengenai titik-titik mana saja yang harus dipijat dengan tekanan tenaga sesuai dengan meridiannya. Bahkan, kata Suhu Haryanto, ada pula titik-titik yang tidak perlu ditekan karena bisa menimbulkan masalah baru.
Selain itu, lanjut dia, tekanan ujung jari pada setiap titiknya pun berbeda disesuaikan dengan keluhan pasien dan tujuan dari penotokan tersebut.
Kurang tepatnya kebanyakan para terapis di salon-salon dalam memraktikkan totok menyebabkan terapi totok dianggap sama seperti pijat. Padahal keduanya merupakan terapi yang berbeda.
"Pijatan juga menekan-nekan, tetapi biasanya bukan tertuju pada titik-titik akupuntur. Sementara, totok adalah tekanan ujung jari pada titik-titik akupuntur," jelas Indrawati yang diamini Suhu Haryanto.
Bila Tak Tepat Bisa Memicu Keluhan Lain
Tidak tepatnya penerapi dalam melakukan penotokan, lanjut dia, akan berdampak pula pada hasilnya yang tidak maksimal. Klien tidak akan merasakan adanya perubahan (kesembuhan) setelah diterapi, sehingga mereka menganggap totok tidak ada manfaatnya atau sebatas memberi efek relaks untuk tubuh.
“Kalau penotokannya asal tekan dan tidak pas di titik meridian targetnya, tentu sangat merugikan. Bahkan bisa membahayakan klien (pasien). Karena penotokan yang salah untuk pu atau shi nya saja, sudah beda bahkan hasilnya bisa menimbulkan masalah lain,” jelas Indrawati.
Pada pasien yang ingin menurunkan berat badan misalnya, Indrawati mengatakan, bila penerapinya salah dalam menekan titik-titiknya, tubuhnya justru bisa semakin gemuk atau mengalami gangguan lain seperti, maag akut (ulkus pepticum).
Namun bila terapi totok dilakukan secara benar sesuai titik-titik yang hampir sama dengan titik-titik akupuntur, tentu saja ada manfaatnya. Selain tubuh akan merasa nyaman, aliran darah pun akan lancar.
Sebetulnya, lanjut Indrawati, bila dibandingkan dengan akupuntur, hasil akhir terapi totok mungkin didapat lebih lama. Ini dikarenakan, totok sangat tergantung pada energi si terapis. Bila terapisnya kurang fit, maka energi yang disalurkannya kepada pasien kurang optimal.
Sementara, kalau akupuntur, jarumnya langsung masuk ke tendon, sehingga lebih efektif. Namun yang menjadi masalah, tak semua orang berani melakukan terapi dengan jarum, sehingga totok tetap menjadi pilihan.
Source : http://www.beritasatu.com/features/73431-terapi-totok-bukan-pijat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar